Tuesday, 8 December 2015

Cara Perawatan Tali Pusat Bayi Baru lahir


Setiap ibu yang baru melahirkan tentu memiliki perasaan bahagia melihat bayinya sehingga mampu melupakan rasa sakit yang ia rasakan karena proses persalinan. Namun, disamping rasa bahagia itu para ibu sering mengkhawatirkan tali pusat yang masih menempel pada bayinya. 

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam pikiran ibu, diantaranya yaitu bagaimana supaya tali pusat bayinya cepat kering, bagaimana cara menghindarkan terjadinya infeksi pada tali pusat bayinya, dan bagaimana cara merawatnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya Tetanus Neonatorum. 

img via bidukkecilku.wordpress.com

Tali pusat memiliki fungsi sebagai bagian sirkulasi darah janin selama dalam kandungan. Darah arteri dari plasenta menuju ke janin melalui vena umbilikalis atau pembuluh darah pada tali pusat dan dengan cepat mengalir ke hati kemudian masuk ke vena cava inferior yang kemudian mengalir ke jantung. Sekitar 55% darah campuran yang keluar dari ventrikel, mengalir menuju plasenta, 35% darah mengalir ke jaringan tubuh, dan 10% sisanya mengalir ke paru-paru.

Kesehatan bayi kita merupakan modal dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Sehingga kita perlu memberikan perawatan yang baik mulai dari dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar. Perawatan pada bayi baru lahir harus disertai pengawasan yang berupa antisipasi terhadap masalah-masalah kesehatan pada bayi. 

Masalah utama yang berhubungan dengan kondisi tali pusat bayi diantaranya yaitu :

1.  Insersi tali pusat abnormal adalah insersi korda velamentosa atau tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta (Sarwono, 2005).
2.    Kelainan panjang terjadi apabila panjang tali pusat mencapai 300 cm. Normalnya panjang tali pusat 50-55 cm.
3.    Tali pusat pendek yaitu tali pusat yang sangat pendek membuat abdomen janin berhubungan dengan plasenta, keadaan ini selalu diikuti dengan hernia umbilikalis.
4.    Tali pusat menumbung dan terkemuka yaitu terjadi apabila tali pusat teraba di samping atau lebih rendah dari pada bagian depan, sedangkan ketuban sudah pecah.
5.    Prolapsus tali pusat yaitu ketika tali pusat keluar dari uterus mendahului bagian presentasi.
6.    Torsi tali pusat yaitu terjadi akibat gerakan janin, sehingga tali pusat terpilin.
7.    Striktur tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat yang secara fokal sangat kekurangan jelly wharton.
8.    Hematoma tali pusat yaitu terjadi akibat pecahnya satu variks, biasanya berasal dari vena umbilikalis, dengan efusi darah ke dalam tali pusat.
9.    Kista tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat dan di sebut murni atau palsu, bergantung pada asalnya. Kista murni sangat kecil dan berasal dari sisa –sisa gelembung umbilikal atau dari allantois.
10.  Edema tali pusat terjadi pada bayi yang mengalami maserasi.
11. Omfalitis yaitu infeksi pada tali pusat adalah tali pusat basah atau lengket yang disertai bau tidak sedap.
12. Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat bayi. (Sodikin, et al. 2009)
Untuk menghindari infeksi pada tali pusat bayi, perlu dilakukan perawatan yang benar. 

Perawatan tali pusat pada bayi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

Perawatan Tali Pusat dengan Alkohol 70 %

Alat yang digunakan adalah Cutton buds, Alkohol 70 %, dan Kasa Steril (kasa hidrofil) yang sudah direndam alkohol selama 5 menit. 

Cara Perawatan : 

1.    Bersihkan pusat bayi dengan cutton buds yang sudah diberi alkohol 70%.
2.    Angkat sisa tali pusat agar sekeliling tali pusat dapat dibersihkan.
3.    Peras kasa yang telah direndam dalam alkohol 70% kemudian lilitkan kasa tersebut dan  usahakan agar kasa menutupi seluruh sisa tali pusat.
4.    Perawatan ini dilakukan 1 x sehari   

Keuntungan perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70% adalah :
1.    Alkohol dikatakan anti septik yang paling aman, cara kerjanya adalah denaturasi protein
2.    Bersifat bakterisidal juga aktif untuk jamur dan virus
3.    Pada konsentrasi 70% alkohol cepat mengurangi jumlah kuman di kulit. 

Kerugian perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70% adalah :
1.    Kulit disekitar tali pusat akan menjadi kering karena menghilangkan lemak
2.    Inaktivasi oleh bahan organik
3.    Tidak ada efek residu
4.    Mudah menguap dan terbakar (Hayati. N , 2009) 

Perawatan Tali Pusat dengan Kasa Kering

Alat yang digunakan adalah Cotton buds, Kasa Steril (Kasa Hidrofil), dan Kapas.

Cara Perawatan :

1.    Jagalah kebersihan di area pusat dan sekitarnya agar tetap kering
2.    Gunakan kapas baru saat membersihkan setiap bagiannya
3.    Balutlah tali pusat dengan menggunakan kasa kering sehingga mendapat udara yang cukup agar tali pusat cepat mengering
4.     Bersihkan sekitar tali pusat sebanyak 1-2 kali sehari (Walsh, 2007). 

 Keuntungan perawatan tali pusat memakai kasa kering adalah :
1.    Aman digunakan untuk bayi karena tidak mengandung bahan-bahan kimia
2.    Tali pusat akan cepat kering dan lepas

Kerugian perawatan tali pusat memakai kasa kering adalah mudah terkontaminasi bakteri jika perawatan tidak dilakukan dengan baik.

Saat ini perawatan yang banyak dianjurkan adalah perawatan tali pusat tanpa alkohol atau perawatan tali pusat dengan kassa kering karena cara ini lebih cepat untuk membuat tali pusat menjadi kering dan mempercepat lepasnya sisa tali pusat yang masih menempel pada bayi. 

Maka, pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering tertutup memerlukan pelaksanaan yang baik dan benar sehingga terhindar dari infeksi dan bau busuk, perawatan ini aman, efektif dan ekonomis. Bila tidak yakin keadaan tali pusat bayi baru lahir tidak baik dan pelaksanaan selama perawatan di rumah tidak bisa terjamin, maka perawatan tali pusat menggunakan alkohol 70% akan lebih baik dilakukan untuk menghindari infeksi tali pusat seperti Tetanus neonatorum.

No comments:

Post a Comment