Friday, 2 October 2015

Cara Menstimulasi Kecerdasan Anak Sesuai Tahap Perkembangan Usia

Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang cerdas dan aktif, disini akan dijelaskan apa yang harus dilakukan para orang tua agar anak menjadi aktif mulai sejak bayi menurut ahli yaitu Jean Peaget dengan teori kognitif.



1.    Usia 0-2 tahun

Merupakan tahap perkembangan sensoris motoris anak. Pada usia ini bayi sering menggerakkan mulutnya seperti sedang menghisap, walaupun tidak sedang diberi ASI.

Hal yang tidak disadari para orangtua bahwa kegiatan yang rutin dan memang harus dilakukan setiap saat merupakan hal yang dapat menstimulasi kognitif atau kecerdasan anak setelah besar nantinya.

Contohnya saat bayi menangis, ibu akan menyusui bayi sambil bernyanyi atau bersenandung  hingga bayinya diam, dan bila suatu saat ibu bernyanyi atau bersenandung saat bayi itu menangis maka bayi itu akan diam dengan sendirinya. Jadi, perkembangan kecerdasan anak pada tahap ini melalui sensasi dan pergerakan.

Maka, sangat dianjurkan bagi orang-orang disekitar bayi melatih bayi dengan stimulasi yang memberikan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan.

Pada usia dibawah 3 bulan Anda bisa menstimulasinya dengan memeluk, menggendong, bersenandung, menatap mata bayi, tersenyum, tertawa, berbicara, dan memberikan mainan yang berbunyi dan berwarna cerah.

Sedangkan untuk bayi diatas 3 bulan bantu bayi untuk meraih atau memegang benda, bersalaman, jika tangannya sudah kuat untuk tengkurap atau menopang tubuhnya dan duduk, bantu bayi Anda untuk melakukan hal tersebut dan menambahkan stimulasi dengan bermain "cilukba" serta bercerita atau membacakan dongeng sebelum tidur.  

Diatas 9 bulan ketika bayi Anda sudah diajarkan untuk berjalan, Anda dapat melatih kecerdasannya dengan melatihnya memasukkan benda ke dalam wadah tertentu , menyusun gambar, mencoret-coret kertas, menyebutkan namanya dan nama-nama benda.

Dengan latihan-latihan tersebut Anda dapat menstimulasi memori dan keaktifan motoriknya, sehingga dapat memupuk kecerdasan otaknya secara bertahap.

2.    Usia 2 - 7 tahun


Merupakan tahap Praoperasional, pada usia ini pikiran anak dipenuhi oleh pengalaman-pengalaman yang dilihat dan dilaluinya. Pada usia ini anak mulai banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdasarkan rasa ingin tahunya.

Sehingga kesalahan-kesalahan sering terjadi, namun jangan dimarahi secara berlebihan karena justru akan menghambat perkembangan mental anak, nasehati dan arahkan anak untuk melakukan hal yang baik dan benar.

Pada usia prasekolah (3 sampai 6 tahun), anak mulai mempunyai istilah-istilahnya sendiri sesuai dengan yang ia ketahui, misalnya memanggil seseorang yang berambut putih/beruban dengan sebutan nenek atau kakek.

Untuk menumbuhkan kecerdasan anak pada tahap usia ini, hal yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan menstimulasi kecerdasan anak dengan mengenal warna  mengenal warna, menggambar, menulis, menghitung, menyebutkan nama orang-orang yang dikenalinya, buang air kecil dan besar di toilet, berbagi dengan teman.

Selanjutnya, biarkan anak melakukan aktivitas mandiri yang ia sukai, sementara itu  orang tua dapat mengawasi dan membantu meluruskan pemahaman anak tentang hal-hal baru yang ditemuinya.

3.    Usia 7 - 11 tahun


Tahap ini disebut juga tahapan Concrete Operational. Pada usia ini, pemikiran anak menjadi lebih koheren dan dapat berpikir secara logika. Anak sudah mampu berpikir secara rasional, mulai imajinatif dan menciptakan kreasi-kreasi baru sesuai dengan hobinya ataupun bakat yang ia miliki.

Anak juga sudah dapat memecahkan masalahnya sendiri saat bermain atau keluhan-keluhan yang ia rasakan. Misalnya ia terjatuh dan lecet, maka pada umumnya anak sudah tahu bahwa ia akan meminta obat atau akan memberikan obat merah pada luka lecetnya itu.

Pada usia ini anak dapat mengingat sesuatu yang dilakukan berulang-ulang, sehingga pada usia ini anak harus benar-benar dibekali ilmu pendidikan yang baik agar dapat diingat sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk meningkatkan daya ingat anak, sangat efektif jika anak dilatih untuk olahraga secara rutin, karena olahraga dapat menumbuhkan ratusan ribu sel-sel otak baru yang dapat meningkatkan daya ingat anak dan dapat memproduksi zat yang  dapat membuat otak tetap sehat dan
aktif seiring bertambahnya usia.

Selain olahraga, pada usia ini anak harus dibiasakan juga untuk tidur siang. Memang biasanya anak pada usia ini sangatlah sulit untuk disuruh tidur siang karena mereka akan memilih bermain dengan alasan tidak mengantuk, padahal tidur selama satu jam di sore hari meningkatkan kemampuan kerja otak dan meningkatkan kemampuannya untuk mempelajari hal-hal baru.

4.    Usia  11 sampai 15 tahun


Ini adalah tahap usia yang disebut dengan Formal Operation. Pada usia ini anak memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu berpikir abstrak serta membuat kesimpulan terhadap apa yang ia lihat.  Pola berpikir logisnya mampu membuat mereka berpikir tentang apa yang dipikirkan oranglain juga.

Stimulasi yang baik untuk melatih kecerdasan anak adalah memberikan objek yang dapat membuatnya fokus dan melatih kemampuan berpikirnya. Misalnya, buku tentang proses terjadinya alam semesta, penelitian-penelitian tentang benda bersejarah ataupun yang lainnya sesuai minat pendidikan anak. Namun, tetap dorong anak untuk selalu berolahraga.

Anak yang terlahir cerdas dan aktif juga dapat kita persiapkan sejak dalam kandungan, selain melalui nutrisi yang tepat juga dapat dengan stimulasi yang sesuai bagi perkembangan otak janin. Jadi, bagi para orangtua yang menginginkan anak yang cerdas, persiapkanlah sejak dini dan bersiap untuk selalu ada bagi anak kita.

No comments:

Post a Comment