Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang cerdas dan aktif, disini akan dijelaskan apa yang harus dilakukan para orang tua agar anak menjadi aktif mulai sejak bayi menurut ahli yaitu Jean Peaget dengan teori kognitif.
1. Usia 0-2 tahun
Merupakan tahap perkembangan sensoris motoris anak. Pada
usia ini bayi sering menggerakkan mulutnya seperti sedang menghisap, walaupun
tidak sedang diberi ASI.
Hal yang tidak disadari para orangtua bahwa kegiatan yang
rutin dan memang harus dilakukan setiap saat merupakan hal yang dapat
menstimulasi kognitif atau kecerdasan anak setelah besar nantinya.
Contohnya saat bayi menangis, ibu akan menyusui bayi
sambil bernyanyi atau bersenandung
hingga bayinya diam, dan bila suatu saat ibu bernyanyi atau bersenandung
saat bayi itu menangis maka bayi itu akan diam dengan sendirinya. Jadi,
perkembangan kecerdasan anak pada tahap ini melalui sensasi dan pergerakan.
Maka, sangat dianjurkan bagi orang-orang disekitar bayi
melatih bayi dengan stimulasi yang memberikan rasa nyaman, aman, dan
menyenangkan.
Pada usia dibawah 3 bulan Anda bisa menstimulasinya
dengan memeluk, menggendong, bersenandung, menatap mata bayi, tersenyum,
tertawa, berbicara, dan memberikan mainan yang berbunyi dan berwarna cerah.
Sedangkan untuk bayi diatas 3 bulan bantu bayi untuk
meraih atau memegang benda, bersalaman, jika tangannya sudah kuat untuk
tengkurap atau menopang tubuhnya dan duduk, bantu bayi Anda untuk melakukan hal
tersebut dan menambahkan stimulasi dengan bermain "cilukba" serta
bercerita atau membacakan dongeng sebelum tidur.
Diatas 9 bulan ketika bayi Anda sudah diajarkan untuk
berjalan, Anda dapat melatih kecerdasannya dengan melatihnya memasukkan benda
ke dalam wadah tertentu , menyusun gambar, mencoret-coret kertas, menyebutkan
namanya dan nama-nama benda.
Dengan latihan-latihan tersebut Anda dapat menstimulasi
memori dan keaktifan motoriknya, sehingga dapat memupuk kecerdasan otaknya
secara bertahap.
2. Usia 2 - 7 tahun
Merupakan tahap Praoperasional, pada usia ini pikiran
anak dipenuhi oleh pengalaman-pengalaman yang dilihat dan dilaluinya. Pada usia
ini anak mulai banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdasarkan
rasa ingin tahunya.
Sehingga kesalahan-kesalahan sering terjadi, namun jangan
dimarahi secara berlebihan karena justru akan menghambat perkembangan mental
anak, nasehati dan arahkan anak untuk melakukan hal yang baik dan benar.
Pada usia prasekolah (3 sampai 6 tahun), anak mulai mempunyai
istilah-istilahnya sendiri sesuai dengan yang ia ketahui, misalnya memanggil
seseorang yang berambut putih/beruban dengan sebutan nenek atau kakek.
Untuk menumbuhkan kecerdasan anak pada tahap usia ini, hal yang dapat
dilakukan orang tua adalah dengan menstimulasi kecerdasan anak dengan mengenal
warna mengenal warna, menggambar,
menulis, menghitung, menyebutkan nama orang-orang yang dikenalinya, buang air
kecil dan besar di toilet, berbagi dengan teman.
Selanjutnya, biarkan anak melakukan aktivitas mandiri yang ia sukai,
sementara itu orang tua dapat mengawasi
dan membantu meluruskan pemahaman anak tentang hal-hal baru yang ditemuinya.
3. Usia 7 - 11 tahun
Tahap ini disebut juga tahapan Concrete Operational. Pada
usia ini, pemikiran anak menjadi lebih koheren dan dapat berpikir secara logika.
Anak sudah mampu berpikir secara rasional, mulai imajinatif dan menciptakan
kreasi-kreasi baru sesuai dengan hobinya ataupun bakat yang ia miliki.
Anak juga sudah dapat memecahkan masalahnya sendiri saat
bermain atau keluhan-keluhan yang ia rasakan. Misalnya ia terjatuh dan lecet,
maka pada umumnya anak sudah tahu bahwa ia akan meminta obat atau akan
memberikan obat merah pada luka lecetnya itu.
Pada usia ini anak dapat mengingat sesuatu yang dilakukan
berulang-ulang, sehingga pada usia ini anak harus benar-benar dibekali ilmu
pendidikan yang baik agar dapat diingat sampai ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Untuk meningkatkan daya ingat anak, sangat efektif jika
anak dilatih untuk olahraga secara rutin, karena olahraga dapat menumbuhkan
ratusan ribu sel-sel otak baru yang dapat meningkatkan daya ingat anak dan
dapat memproduksi zat yang dapat membuat
otak tetap sehat dan
aktif seiring bertambahnya usia.
aktif seiring bertambahnya usia.
Selain olahraga, pada usia ini anak harus dibiasakan juga
untuk tidur siang. Memang biasanya anak pada usia ini sangatlah sulit untuk
disuruh tidur siang karena mereka akan memilih bermain dengan alasan tidak
mengantuk, padahal tidur selama satu jam di sore hari meningkatkan kemampuan kerja
otak dan meningkatkan kemampuannya untuk mempelajari hal-hal baru.
4. Usia 11 sampai 15 tahun
Ini adalah tahap usia yang disebut dengan Formal Operation.
Pada usia ini anak memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu
berpikir abstrak serta membuat kesimpulan terhadap apa yang ia lihat. Pola berpikir logisnya mampu membuat mereka
berpikir tentang apa yang dipikirkan oranglain juga.
Stimulasi yang baik untuk melatih kecerdasan anak adalah
memberikan objek yang dapat membuatnya fokus dan melatih kemampuan berpikirnya.
Misalnya, buku tentang proses terjadinya alam semesta, penelitian-penelitian
tentang benda bersejarah ataupun yang lainnya sesuai minat pendidikan anak.
Namun, tetap dorong anak untuk selalu berolahraga.
Anak yang terlahir cerdas dan aktif juga
dapat kita persiapkan sejak dalam kandungan, selain melalui nutrisi yang tepat
juga dapat dengan stimulasi yang sesuai bagi perkembangan otak janin. Jadi,
bagi para orangtua yang menginginkan anak yang cerdas, persiapkanlah sejak dini
dan bersiap untuk selalu ada bagi anak kita.
No comments:
Post a Comment